Jakarta – Di tahun ini Sudah hampir tahun 2025, dan masih ada mitos yang mengaitkan selaput dara dengan keperawanan. Sebagian masyarakat masih percaya bahwa keutuhan keperawanan seorang wanita dapat ditentukan dari selaput dara, yaitu jaringan yang menutupi vagina.
Akibatnya, wanita yang baru pertama kali berhubungan intim dan tidak mengalami pendarahan ringan dianggap masih perawan. Gagasan menghubungkan selaput dara dan keperawanan ini salah.
Selaput dara yang robek tidak selalu berarti seorang wanita sudah tidak perawan. Faktanya, robeknya selaput dara tidak hanya disebabkan oleh hubungan seksual saja, namun hal lain yang tidak disadari oleh wanita itu sendiri juga bisa terjadi.
Mitosnya, secara medis tidak ada yang namanya perawan, kata seksolog dr Hekal Anshari, M. Biomed (AM) saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (12/10/2024).
Dr Heckal Hymen atau selaput dara adalah selaput tipis di depan area genital wanita. Setiap wanita mempunyai bentuk hem yang berbeda-beda.
“Ada yang wujud lengkap, ada yang wujud setengah, bahkan ada pula perempuan yang lahir tanpa selaput dara,” ujarnya.
Darah hyena ini bisa berbahaya tanpa berhubungan seks. Misalnya terjatuh atau terlalu aktif berolahraga.
Faktanya, kata Dr. Haeckel, hubungan seks penetrasi pun tidak selalu merusak selaput dara.
(menyedot / naik)