Awas! Mendengkur bisa menyebabkan gangguan jantung, berikut penjelasan pengobatannya-Blogicakicak.com

Blogicakicak.com-


Jakarta

Mendengkur seringkali dianggap sebagai gangguan tidur yang normal dan tidak berbahaya. Namun, mendengkur bisa menjadi pertanda kondisi medis yang serius.

Gangguan ini tidak hanya memengaruhi kualitas tidur, tapi juga kesehatan jantung, termasuk risiko serangan jantung.

Dikutip dari Healthline, mendengkur bukan sekadar suara bising. Kondisi ini bisa menjadi tanda terjadinya sleep apnea yang menyebabkan pernapasan terhenti saat tidur, meski tidak semua orang yang mendengkur mengalami masalah ini.

Bagi penderita sleep apnea, mendengkur meningkatkan risiko penyakit serius seperti serangan jantung.

Gagal jantung, juga dikenal sebagai gagal jantung kongestif, merupakan penyakit kronis dan progresif yang memerlukan perawatan medis. Kondisi ini terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Salah satu faktor risiko terjadinya gagal jantung adalah sleep apnea, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan seringnya berhenti bernapas saat tidur.

Ada dua jenis utama apnea tidur:

1. Apnea Tidur Obstruktif (OSA)

Jenis ini sangat umum dan dapat menyebabkan gagal jantung, tekanan darah tinggi, aritmia, dan stroke.

2. Apnea Tidur Sentral (CSA)

Lebih jarang, kondisi ini terjadi ketika otak gagal mengirimkan sinyal ke otot pernapasan, meski mendengkur jarang dikaitkan dengan CSA.

Tidak semua kasus mendengkur dikaitkan dengan risiko serangan jantung. Namun, mengi yang kronis dan bernada tinggi bisa menjadi tanda apnea tidur. Karena sleep apnea berkaitan erat dengan serangan jantung dan masalah serius lainnya, penting untuk mengetahui penyebab mendengkur agar dapat mengobatinya dengan baik.

Apnea tidur obstruktif (OSA) menyebabkan kesulitan bernapas hingga 20-30 napas per jam saat tidur. Kondisi ini mengurangi jumlah oksigen dalam darah dan otak mendorong tubuh untuk bangun dan mengambil napas dalam-dalam.

Meski para korban tidak menyadarinya, kejadian tersebut bisa terjadi ratusan kali dalam semalam.

Peningkatan kadar hormon stres seperti kortisol dan adrenalin saat gangguan tidur meningkatkan risiko serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung. Selain itu, gairah yang terus-menerus menyebabkan tekanan tambahan pada sistem kardiovaskular.

Kurang tidur kronis berdampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk fungsi jantung.

(naik/naik)

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama