Produsen KKP buka-bukaan soal 'susu ikan' yang jadi menu makanan gratis Prabowo-Blogicakicak.com

Blogicakicak.com-


Jakarta

Kementerian Kelautan dan Perikanan mengumumkan rata-rata konsumsi protein masyarakat Indonesia tertinggal jauh dibandingkan negara lain. Hal ini disebabkan karena banyak orang yang kekurangan protein.

Menurut Budi Sulistio, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, konsumsi protein harian masyarakat masih sebesar 62,3 gram. Sedangkan asupan protein harian negara maju adalah di atas 100 gram.

“Di negara maju, jumlah proteinnya lebih dari 100 gram per hari. Kalau dibandingkan Vietnam, kita masih jauh, Vietnam sudah mendekati 100,94 gram per hari,” kata Budi dalam konferensi pers, Selasa (17/9/2021). ). 2024)

iklan

Gulir untuk melanjutkan konten.

Nama 'susu ikan' berasal dari konsumen.

Yogi Ari, pendiri Gift Protein, mengatakan produk susu tersebut dirilis sebagai minuman berprotein ikan. Namun konsumen melihat hidrolisat protein ikan (HPI) berwarna putih seperti susu bubuk, sehingga mereka mulai menyebutnya 'susu ikan' daripada minuman protein ikan.

Yogi mengatakan dalam siaran persnya, Selasa (17/9/2024) “Jadi ini bisa menjelaskan bahwa terminologi yang ada saat ini sudah menjadi verbose, dari segi produknya adalah minuman berprotein ikan.

Disebut “susu ikan” karena bentuk atau wujudnya yang berwarna putih dan rasanya seperti susu.

Susu ikan sebagai pilihan

Menurut Budi, 'susu ikan' merupakan produk turunan hidrolisat protein ikan (HPI) yang dikembangkan oleh Kelompok Bioteknologi KKP Libang pada tahun 2010.

“Upaya HPI di sini juga untuk mendukung program gizi gratis untuk meningkatkan asupan protein masyarakat sebagai langkah strategis untuk menciptakan semangat swasembada 100 gram protein pada generasi emas Indonesia seperti di negara-negara maju,” ujarnya.

Diuji pada jajanan anak di sekolah

Produk susu ikannya sendiri sudah diujicobakan pada anak sekolah. Produk uji terbuat dari susu bubuk HPI.

Kata Budi, “Kami berikan kepada anak sekolah sebagai uji coba. (Anak sekolah) mencicipinya.”

Selain dalam bentuk susu bubuk, 'susu ikan' juga dicampur dengan jajanan lain seperti selock. Kedepannya, lanjut Budi, bisa ditambahkan pada kue untuk menambah jumlah protein pada makanan.

“Kita uji ke anak sekolah. Kita minta feedback apakah mereka merasa ada proteinnya, ada ikannya. Mereka merasa tidak ada (rasa amisnya). Padahal di dalamnya ada protein ikan,” Budi dikatakan.

“Kemudian bisa diuji di cookies. Kita tambahkan[susu ikan]ke dalam cookies dan kita targetkan menjadi cookies yang nanti akan diantar ke Posandu. Ibu hamil yang dites di sana akan berpeluang makan lebih banyak protein,” Budi ditambahkan.

Terbuat dari ikan ekonomi rendah

Yogi Ari, pendiri Goose Protein, mengatakan bahan baku pembuatan 'susu ikan' ini bersumber dari ikan yang bernilai ekonomi rendah seperti ikan selar dan petek. Ikan ini diperoleh langsung dari para nelayan.

“Jadi kita coba lihat apa yang bisa kita lakukan untuk menyerap potensi yang dimiliki para nelayan. Ada ikan yang ekonominya rendah, bisa dikatakan 70 persen ikan tersebut tertangkap secara tidak sengaja saat nelayan menebar jaringnya,” kata Yogi. Selasa (17/9/2024) siaran persnya.

“Ikan-ikan yang nilainya rendah, kalaupun dikumpulkan, sering kali dibuang ke laut. Kita sedang memikirkan bagaimana memanfaatkan potensi melimpah ini. Kita bekerja sama dengan nelayan tradisional untuk menyediakan bahan baku ikan, jangan pikirkan salmon, ” lanjutnya.

Berikutnya: Seperti apa rasanya susu ikan?

Tonton Videonya”Bahan-bahan 'susu ikan' disediakan untuk program nutrisi gratis
[Gambas:Video 20detik]

Sumber link

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama